Melihat judul diatas pasti kita langsung bertanya, apa yang harus dipilih? Mungkin kalua hanya memilih sesuatu yang kita sukai pasti sangat gampang, atau memilih sesuatu yang tidak kita sukai, tapi bagaimana kalo pilihannya Ibarat seperti “buah simalakama” dipilih ibu mati tidak dipilih bapak mati… Barat kan?
Nah cerita diatas itu kemarin sempat dialami oleh salah seorang temanku, aku tak bisa membantu banyak, hanya dapat tertunduk sedih merasakan seandainya kejadian seperti itu aku yang mengalami… Terlalu berat dan sepertinya mungkin aku tak mampu…. Ya Allah, berikan kemudahan di segala urusanku… Amin
Begini ceritanya…
Mungkin perkenalan ku dengan temanku itu baru berusia seumur jagung, itupun dimulai karena kedua anak kita bersekolah bersama, sampai pada suatu hari sebuah berita aku terima bahwa suami dari temanku itu sakit dan dirawat di RS, waktu itu kabar yang ku terima pada hari Kamis 31 Mei 2012. Setelah janji dengan seorang teman akhirnya berangkatlah aku ke salah satu rumah sakit di kawasan BSD pada hari Sabtu, 2 Juni 2012. Nah… pas di rumah sakit kebetulan hari itu adalah hari penentuan untuk meneruskan atau mencabut alat ventilatornya? Hah? *langsung lemes*
Nah, gimana kalo kita yang ada di posisi temanku? apa bisa memutuskan? untuk mematikan alat ventilator yang berakibat meninggalnya orang yang kita sayang untuk selamanya, atau tetap meneruskan alat ventilator dengan harapan hidup yang tidak ada? Terlalu berat…..