Catatan tanpa judul

Malam ini langit tak berbintang, tapi mendung pun tidak. Sama seperti hati ku yang merasa bingung dan bimbang!!!

Sepertinya kita sudah sampai pada persimpangan jalan “itu”, aku hendak ke sisi satunya dan kamu ingin ke sisi sebelahnya. Belum lagi kita sepaham melangkah tapi malah masing-masing diantara kita ingin melangkah mendahului.

Kau pun kini merasa lelah dan aku pun sama. Saat langkah kita tak lagi sejalan bahkan saling mendahului, dan aku pun hampir menyerah karena teramat lelah mengejar mu dan kamu tak tahu itu!!!

Angin  malam berhembus dingin menerpa kulit ku, sama seperti hati mu, dingin yang kurasa.

Kamu adalah aku, tanpa perlu kau tanya apa alasannya. Dan sepertinya Tuhan pun telah menciptakan kamu untuk aku, tanpa perlu lagi kau tanya mengapa.

Tapi tiba-tiba pada satu waktu kau pun berpaling dari ku, mencari kekurangan dari kelebihan yang kumiliki kepada yang lainnya, dan aku pun terperanjat dibuatnya. Padahal tak pernah ku mencari kekurangan mu dan berpaling dari mu.

Lampu-lampu sepanjang jalan mulai menyala menerangi kegelapan malam, sama seperti keinginan ku bahwa bersama mu akan menerangi hidup ku dan hari-hari ku.

Ada banyak cerita yang ingin ku sampaikan kepada mu, tentang rasa ku, kepedihan ku, cita-cita ku masa depan kita dan segala suka dan duku ku.

Bukan hanya dekat dengan mu dan berdua dengan mu kemudian kau anggap itu cukup untuk ku. Aku ingin merebahkan kepala ku di bahu mu, merasakan dekap erat mu ketika malam datang, berbicara dengan mu untuk menutup satu hari yang telah ku lalui dengan sempurna yaitu dengan kamu di samping ku!!!

Bukan melihat mu sibuk dengan hp, laptop, buku dan hal-hal lainnya saat waktu mu memang harus bersama ku. Beri aku waktu untuk dapat bercerita dan merasa kamu ada untuk ku.

Aku tahu kamu melakukannya untuk ku dan masa depan kita, tapi untuk apa? Bila saat ini saja aku merasa kamu tak ada untuk ku, lantas masa depan apa yang akan kamu perjuangkan bila saat ini saja aku hampir menyerah bersama mu.

Langit semakin gelap dan sepertinya bulan pun masih enggan untuk menampakan dirinya. Sepertinya bulan pun ikut merasakan apa yang aku rasa.

Aku memilih mu waktu itu karena aku menemukan hal-hal yang baik pada diri mu. Dan aku selalu teringat akan janji mu bahwa kamu akan membahagiakan aku.

Kamu lelaki yang hebat, mampu melunakan kekerasan hati ku dan membuat ku percaya kepada mu walaupun sempat aku ragu saat kau ingin mempersuntingku.

Kamu begitu memanjakan ku, memperlakukan ku seperti halnya aku seorang puteri dan akupun mersakan bahwa kamu memang untuk aku.

Katamu aku childish, aku akui iya! Dan maaf bila hal itu telah melukai mu. Mungkin kini saatnya buat aku bersikap dewasa dan mandiri untuk melakukan semua hal tanpa bantuan mu bahkan tanpa kamu disisi ku. Semoga ku bias lepas dari ketergantungan ku kepada mu.

Ah, langit… seandainya saja da bintang dan bulan yang bersinar mala mini, mungkin mala mini akan lebih terang dan bias menerangi kegelalan hati ku.

Angin, berhembuslah lebih keras, agar hati nya dapat tergetar dan merasakan bahwa hanya aku yang mencintainya dengan tulus tanpa pamrih, tidak seperti yang lainnya hanya ingin kesenangan sesaat!!!

-Parking park @ some where in Sudirman-

Iklan

Penulis: adeulfah

Penghayal, banyak maunya, pekerja keras, suka kesempurnaan, menjunjung kesetiaan (sambil mesem-mesem), ibu yang baik (baca: mencoba menjadi ibu yang baik)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: