Winter in Korea… Part 2

Hari ke tiga, Jumat 22 Februari 2013

Pagi ini melihat jendela hotel kota Seoul menjadi putih tertutup oleh salju, ternyata semalam turun salju, sayang tak sempat aku melihatnya. Hari ini dipeniuhi oleh rapat dan briefing di kantor Keduaaan RI di Seoul, still winter here tapi suhu sudah menjadi -3 derajat Celsius, tetap saja rasa dingin membuat kita memakai pakaian double bahkan triple (baca ndeso hehehehe…)

Indonesian Embassy in Seoul, Korea (Republic)
55, Youido-Dong, Yeongdeungpo-gu Seoul 150-010
Korea (Republic)

Telp.  (+82) 2 783-5675-7; (+82) 2 783-5371 / 72, Fax. (+82) 2 780-4280

edit 100_2281

Hari ini pun setelah melalukan rapat persiapan dilanjutkan dengan survey dan melihat beberapa tempat acara…

edit 100_2256

Hari ke empat, Sabtu 23 Februari 2013

Kegiatan hari ke empat ini diisi oleh kegiatan survey ke Bukchon Hanok Village, Namsangol Hanok Village dan Insadong. Hanok Village merupakan perkomplekan rumah tradisional Korea yang saat ini masih tersisa di Korea. Sedangkan Insadong merupakan tempat belanja khususnya kerajinan yang dihasilkan oleh Masyarakat Korea, boleh dibilang harga disini relative lebih mahal karena hasil kerajinannya pun sangat bagus.

Bukchon Hanok Village

Perkampungan ini sejarahnya merupakan permukiman dan tempat tinggal para pejabat dan anggota keluarga kerajaan pada masa Dinasti Joseon. Kampung Hanok Bukchon merupakan sebuah perkampungan rumah tradisional Korea yang memiliki sejarah yang panjang yang terletak dianata Istana Gyeingbok dan Istana Changdeok. Bukchon bermakna Kampung Utara dikarenakan berlokasi di sebelah utara kali Cheonggye (Cheonggyecheon) dan Jongno.

Begitu kita tiba di Bukchon Hanok Village ini langsung kita disuguhkan suasana perkampungan asli Korea, banyak wisatawan yang mengunjungi lokasi ini untuk menikmati Seoul tempo dulu. Arsitektur rumah-rumah kuno dengan  ornamen Korea terasa sangat menyemarakan suasana dan tentu membuat wilayah ini berbeda dengan Korea saat ini.

Di perkampungan Hanok Bukchon ini memiliki lorong-lorong yang sempit dan menampilkan suasana kota Seoul pada masa lalu. Kalau menurutku tempatnya sangat indah karena rumah-rumahnya sangat menggambarkan Korea pada tempo dulu. Suasana yang hangat dapat langsung dirasakan begitu kita masuk pada perkampungan ini. Rumah-rumah para bangsawan pada masa lalu di kampung ini masih terpelihara dengan baik, dan beberapa di antaranya menawarkan penginapan bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kehidupan tradisional Korea.

Namsangol Hanok Village

Namsangol Hanok Village atau dalam bahasa Indonesia yang artinya Kampung Hanok Gunung Nam merupakan daerah perkampungan yang terdiri dari beberapa rumah tradisional Korea yang didirikan di kaki Gunung Nam. Kampung ini didirikan sebagai objek wisata baru pada tahun 1998 dan untuk memperingati ulang tahun kota Seoul yang ke-600 tahun. Kampung ini memiliki luas keseluruhan 8000 m persegi.

Insadong

Terkenal dengan pusat perbelanjaan kerajinan khas Korea, kerajinan yang ditawarkan disini sungguh beraneka ragam, mulai dari souvenir untuk oleh-oleh, kerajinan keramik, kerajinan kayu, baju tradisional, kerajianan kertas, aneka kerajianan quilting dan benang, pusat makanan dan aneka kebutuhan lainnya.

(to be continue)

Iklan

Penulis: adeulfah

Penghayal, banyak maunya, pekerja keras, suka kesempurnaan, menjunjung kesetiaan (sambil mesem-mesem), ibu yang baik (baca: mencoba menjadi ibu yang baik)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: