Catatan kecil di senja nan mendung

Kemarin sore tepatnya waktu pulang jam kantor, secara tidak sengaja mobil yang aku tumpangi menggilan genangan air dan mengenai seorang pengendara motor. Waktu itu, sore di selimuti rintikan hujan, kemarin Jakarta diguyur hujan mulai waktu subuh sampai menjelang malam. Alkisah pengendara motor marah dan memberhentikan mobil yang ku naiki, tetapi betapa terkejutnya aku waktu pengendara motor marah dengan berbagai alasan dan dengan sabarnya pula pengendara mobil yang  kunaiki meminta maaf dan menjelaskan bahwa dia tidak sengaja untuk mengnai si pengendara motor dengan air tergenang. Walupun si pengendara motor tetap marah dengan sabanrnya pula pengendara mobil meminta maaf…

Ehmmmm…. Aku hanya tersenyum melihat kejadian tersebut dan dalam hati berkata “apa aku bisa seperti itu?” hehehehe…. Secara jalan yang kulalui jalam umum, genangan air yang ada tidak terlihat, dan hujan yang satu hari turun pasti akan membuat semua orang merasakan basahnya… Dalam kasus ini siapa yang harus dipersalahkan?

Just smile…

Iklan

Really Miss You…

Entah mengapa setiap kali ingat kepada nya air mataku langsung berlinang, sama seperti saat ini… Tak kuasa ku menahan rasa ini, sepertinya rasa itu benar-benar menyesakan dadaku, membuat ku sulit bernafas. Sepertinya terlalu cepat, malah teramat cepat Engkau memanggilnya sehingga meninggalkan kami yang masih sangat menginginkannya, membutuhkannya dan menyayanginya…

Ada sedikit rasa sesal yang masih terpendam dalam hatiku, belum ku puas membayar segala jasanya, belum ku puas menyenangkan hatinya, belum ku meminta maaf kepadanya atas segala salah dan khilafku…

Hari ini kembali rasa rindu yang teramat sangat kepadanya merasuk kedalam hatiku, tapi apa daya ku, apa bisa ku untuk bertemu dengannya, tak ada satu pun kata yang bisa menggambarkan kesedihan ku… Betapa aku merasakan kehilangan dirinya…

Mommy… Saat ini aku tak miliki tempat untuk berkeluh kesah, bercerita tentang hari-hari ku, tentang cinta ku, tentang harapan dan impianku… Tentang Asa dan Baim, tentang cerita perjalanan ke tempat baru ku, tentang senang dan sedih ku, tentang suka dan duka ku, tentang semua yang ku alami selama 6 bulan ini setelah kepergian mu…

Mommy… Seandainya waktu dapat terulang, mungkin aku akan selalu bersama mu, membahagiakan mu, menyenangkan hati mu, menuruti nasihat mu, aku sangat menyayangi mu tapi ternyata Allah lebih sayang kepada mu dari pada aku menyayangi mu… Sekarang kau hanya mampu datang dalam mimpi ku…

Mommy, terima kasih atas rasa sayang mu kepada ku, terima kasih atas segala waktu mu yang telah kau berikan kepada ku… I will love you always… Semoga kita bertemu kembali nanti…

I miss you so much… Really miss you…

Surat Untuk Kekasih ku….

Assalamualaikum….

Apa kabar Cinta?,

Mungkin ribuan lembar kertas tak akan cukup untuk menuliskan rasa cintaku padamu, dan kau pun tahu itu. Dan kamu adalah salah satu anugerah yang terindah yang telah Allah berikan kepadaku dan aku bersyukur atas itu.

Cinta,

Inginnya aku bersama mu dalam setiap hari-hari mu, menjaga hati mu, mendampingi mu ketika resah dan gundah melanda mu, menjadi sandaran mu ketika kamu lelah, menjadi tempat mencurahkan segala isi hati mu dan tempat berbagi cinta dengan ku, tanpa kau perlu  mencari orang lain untuk membaginya….

Aaaahhh Cinta, akankah kau tahu begitu dalamnya rasa kasih ku kepada dirimu….

Cinta,

Aku berusaha sangat untuk mengubah paradigma dan pandanganku kepadamu, berusaha untuk  bukan yang megucap “bagaimana?” namun “aku mengerti…” bukan “kamu di mana?” tapi “aku di sini….” bukan “aku ingin kamu seperti ini….” akan tetapi “aku mencintaimu dengan apa adanya dirimu…”

Cinta,

Perjalanan yang telah kita lalui sudah teramat jauh, ada rasa yang bercampur baur yang pernah kita alami, ada duka dan suka, ada kecewa dan bahagia, namun ada pula rasa ragu di antara rasa percaya, dan aku ingin kau meyakinkan ku bahwa keraguan ku kepada mu tak perlu ada….

Cinta,

Jika pun harus ada air mata, maka kuingin itu adalah air mata bahagia, jika ada rasa sakit mendera, maka kuingin rasa sakit itu menjadikan kita dewasa dan saling percaya….

Cinta,

Dalam sujud, ku titipkan doa dan pintaku….. semoga kau selalu dalam penjagaan Nya ketika penjagaanku tak sampai padamu, semoga kau selalu dikasihi dan disayangi Nya ketika kasih dan sayangku tak mampu melampaui dimana kau berada saat ini,  ku pinta pada Nya agar Cinta Nya selalu ada untukmu, ketika aku tak sanggup lagi mencintai, bahagia mu adalah doa dan harapku….

Cinta,

Terima kasih atas cinta yang telah kau berikan kepada ku selama ini, terima kasih kau tak lelah dan menyerah dalam menghadapi ku, terima kasih atas segala perhatian mu yang kau berikan kepdaku, terima kasih telah menemaniku selama 8 tahun ini, terima kasih telah percaya dan memilihku menjadi pasangan hidup mu, terima kasih telah menjadi sandaran hidup ku selama ini…

Hanya satu pintaku, jagalah segala rasa cinta dan keprcayaan ku kepada mu….

I love you,  dan semoga kau menjadi miliku selamanya….

3 Desember 2004 to 3 Desember 2012

Happy-Anniversary

Menuju Baitullah… (Part 2)

Hari keempat, Rabu 24 Oktober 2012 (8 Dzulhijah 1433H)

Alhamdulillah setelah segala hal yang ku alami beberapa hari ini, perjalanan hari ini berlanjut menuju Jeddah untuk selanjutnya menuju Makkah Al Mukarramah. Perjalanan hari ini dimulai pada pukul 07.00 WS melalui Bandara Prince Mohammad bin Abdul Azis Madinah menuju Bandara International King Abdul Azis Jeddah, jarak tempuhnya selama 1 jam menggunakan pesawat terbang. Alhamdulillah suhu di Jeddah berkisar 27 – 38 derajat Celsius.

Setelah tiba di Jeddah langsung perjalanan dinajutkan lewat darat selama 50 menit menuju  Makkah Al Mukarramah… Subhanallah, terima kasih ya Allah Engkau berikan kesempatan lagi kepada ku untuk mendatangi rumah Mu, sungguh bila bisa ingin setiap tahun ku bisa mendatangi rumah Mu ya Allah, amin…

Selanjutnya Ibdah Umroh pun kami laksanakan pada pukul 10.00 WS, bahagia sekali rasanya, sunggu sulit untuk dapat ku ungkapkan perasaan ku saat itu, mungkin akan jauh bahagia bila aku bersama belahan jiwa dan hati ku menuju rumah Mu ya Allah…

Pada prosesi Umroh ini, Thawaf dimulai dari rukun Hajar Aswad sebanyak 7 kali putaran, setelah selesai Thawaf kami malaksanakan sholat sunah di belakang Maqam Ibrahim dan berdoa serta meminta segalah hal kepada Sang Maha Pemberi dan Penyayang, tak kuasa ku menahan air mata saat teringat Mamah dan mendoakannya, setelah itu kami menuju bukit shafa untuk melakuka Sa’i antara bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali, dan diakhiri dengan Tahallul di bukit Marwah… Subhanallah….

(to be continue…)

Masjid Quba dan Masjid Qiblatain, Madinah…

 Masjid Quba

(sumber: http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/2012/05/masjid-quba-masjid-pertama-nabi.html)

Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW. Pada tahun 1 Hijriyah atau Senin 8 Rabiul Awwal (23 September) 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

Di Madinah, Masjid Quba merupakan salah satu masjid yang sayang sekali untuk dilewatkan. Inilah masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW yang mendesain masjid ini, bahkan ikut pula memikul batu bata dalam proses pembangunannya.

Alquran surat At-taubah 108 mencatat bahwa Masjid Quba didirikan atas dasar takwa. “Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri”. (Surat At-taubah : 108)

Masjid dengan luas tanah sekitar 5.035 meter persegi ini awalnya merupakan tanah bekas kebun korma milik seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Ketika pertama dibangun, masjid ini hanya memiliki luas 1.200 meter persegi. Di sinilah tonggak pertama syiar Islam yang bakal menerangi seluruh dunia dengan cahaya Ilahi.

Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.

Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.

Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah SAW mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah SAW wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana.( HR. Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478)

Shalat di masjid Quba memiliki keutamaan. Menurut Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmizi no. 298. Ibnu Majah no. 1401)

Masjid Qiblatain

(sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Qiblatain)

Masjid Qiblatain (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.

Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjidil Aqsha) di Yerusalem/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Mekkah.

Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144, yang artinya:

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

Setelah turunnya ayat tersebut di atas, beliau menghentikan sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.

%d blogger menyukai ini: